Resensi Buku "Terdidik"
PENTINGNYA PENDIDIKAN
Identitas buku :
Judul : Terdidik
Penulis : Tara Westover
Penerjemah : Berkat Setio
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2021
Jumlah halaman : 500 halaman
Review :
Buku Terdidik ini merupakan kisah nyata yang diceritakan oleh Tara atas apa yang terjadi kepadanya. Tentang bagaimana ia tumbuh dan berkembang di daerah pegunungan Idaho dengan latar belakang keluarga yang sangat aneh. Orang tua Tara selalu mengekang dan bahkan tidak lagi menyekolahkan ketujuh anak mereka. Ayahnya merupakan seorang fanatik agama yang tidak mempercayai pemerintah. Ibunya merupakan seorang bidan ilegal yang mengalami cidera otak setelah kecelakaan. Saudara-saudara Tara, Shawn mengalami gangguan kesehatan mental yang sangat menghawatirkan membuat ia selalu kejam dan menyiksa semua orang yang dicintainya. Audrey yang sangat berbeda dengan dirinya hingga pada akhirnya tidak mempercayai Tara, Tony dan Lake yang tidak berani membela Tara karena takut dengan ayah mereka, serta Tyler dan Richard yang selalu berupaya untuk membantu Tara karena hanya mereka yang bisa dibilang terdidik setelah nekat pergi dari rumah untuk belajar.
Tara tumbuh di lingkungan yang berbeda, tanpa sekolah dan aktivitas lain seperti anak-anak di kota. Ia benar-benar tinggal di pelosok, di atas bukit Buck's Peak dan hanya membantu ibunya di dapur serta terkadang membantu ayahnya bekerja di lahan tempat barang rongsokan. Ia sempat bekerja di kota namun tak lama karena ayahnya tak mengizinkannya lagi. Pada satu waktu, ia berusaha untuk pergi dari rumah dan masuk ke perguruan tinggi mengikuti kakaknya-Tyler. Tara meninggalkan kampung halamannya dan hanya kembali saat libur Natal. Kecerdasan yang dimilikinya membuat ia berhasil mendapatkan beberapa gelar dari BYU, Harvard University dan University of Cambridge. Perjalanan kehidupannya untuk meraih gelar di perguruan tinggi itu sangat berat dan rumit karena ia tidak pernah sekolah di sekolah negeri. Hal itu bahkan membuatnya sampai stress dan pada akhirnya harus menemui konselor.
Awal membaca buku ini, saya sempat kebingungan dengan alur cerita yang maju mundur. Tara menceritakan kisahnya secara acak, tak beraturan. Terkadang ia menceritakan kisah pada saat berusia 10 tahun, 12 tahun, bahkan 17 tahun. Ia juga menggambarkan setiap kejadian dengan rinci hingga tergambar jelas dalam imajinasi.
Meskipun saya menghabiskan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikannya, saya berhasil mendapat titik terang dari buku ini. Saya dapat menyimpulkan banyak hal tentang bagaimana manusia yang terdidik. Juga, saya sangat respect dengan semangat belajar Tara dalam meraih apa yang ia inginkan. Walaupun terkekang oleh orang tuanya, ia tetap nekat untuk melanjutkan pendidikannya. Selain itu, masih ada hal-hal yang tidak bisa saya jabarkan satu per satu. Karena itu, saya merekomedasikan buku ini untuk dibaca oleh semua kalangan, khususnya bagi para siswa agar bisa lebih memahami dampak nyata dari pendidikan terhadap pemikiran seseorang!
8/10⭐
Komentar
Posting Komentar